JENIS-JENIS LINGKUNGAN BELAJAR
Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Latar belakang penulisan makalah ini adalah karena kami
sebagai calon guru yang suatu saat nanti akan berdedikasi dalam dunia
pendidikan, maka dari itu kami harus mengetahui jenis-jenis lingkungan belajar.
Karena sesungguhnya sebuah pemahaman yang mendalam terhadap dunia pendidikan
yang dilakukan oleh guru merupakan peranan yang paling utama dalam mencapai
keprofesionalitasan seorang pendidik.
Pada semester ke-5 ini kami diberi tugas untuk membuat
makalah ini, karena tugas makalah ini merupakan salah satu aspek penilaian
dosen terhadap kami. Di mana makalah ini adalah makalah yang harus
dipresentasikan di depan kelas oleh kami.
Dari latar belakang di atas, maka kami segera membuat makalah
dengan judul “Jenis-Jenis Lingkungan Belajar”. Di mana judul makalah ini pun
adalah sebagai salah satu materi yang akan dibahas dalam perkuliahan kami.
B. Rumusan Masalah
Dengan memilih judul di atas, maka kami terangsang ingin
mengetahui dan memahami beberapa masalah yang ada pada materi “Jenis-Jenis
Lingkungan Belajar”, diantaranya yaitu:
1.
Apa pengertian lingkungan?
2.
Apa pengertian belajar?
3.
Bagaimana pemanfaatan lingkungan untuk belajar?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dalam makalah ini yaitu agar para pembaca
memahami pengertian lingkungan dan pengertian belajar. Serta dapat memahami bahwa
lingkungan dapat dimanfaatkan untuk belajar.
D. Sistematika Penulisan
Mengenai sistematika penulisan pada makalah ini yaitu pada
bab pertama kami paparkan pendahuluan terlebih dahulu yang di dalamnya terdapat
latar belakang penulisan, rumusan masalah, tujuan penulisan makalah ini, dan
sistematika penulisannya.
Adapun di dalam bab kedua, kami menyajikan pembahasan tentang
pengertian lingkungan dan pengertian belajar. Kemudian kami juga menyajikan
tentang pemanfaatan lingkungan untuk belajar.
Dalam bab ketiga kami menyajikan punutup yang di dalalmnya
mencakup simpulan dan saran.
Bab II
Pembahasan
A. Pengertian Lingkungan
Menurut kamus Indonesian Dictionary, lingkungan adalah
terjemahan dari circles, area, surroundings, sphere, domain, atau range, yang
artinya kurang lebih berkaitan dengan keadaan atau segala sesuatu yang ada di
sekitar atau sekeliling. Sedangkan dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI)
lingkungan diartikan sebagai bulatan yang melingkungi (melingkari). Pengertian
lainnya yaitu sekalian yang terlingkung di suatu daerah.
Dalam literatur lain disebutkan bahwa lingkungan merupakan
kesatuan ruang dengan semua benda dan keadaan makhluk hidup termasuk di dalamnya
manusia dan perilakunya serta makhluk hidup lainnya. Lingkungan itu terdiri
dari unsur-unsur biotik (makhluk hidup), abiotik (benda mati) dan budaya
manusia.
B. Pengertian Belajar
Belajar merupakan proses perubahan yang terjadi pada diri
seseorang melalui penguatan (reinforcement), sehingga terjadi perubahan yang
bersifat permanen dan persisten pada dirinya sebagai hasil pengalaman (Learning
is a change of behaviour as a result of experience), demikian pendapat John
Dewey, salah seorang ahli pendidikan Amerika Serikat dari aliran Behavioural
Approach.
Perubahan yang dihasilkan oleh proses belajar bersifat
progresif dan akumulatif, megarah kepada kesmpurnaan, misalnya dari tidak mampu
menjadi mampu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, baik mencakup aspek pengetahuan
(cognitive domain), aspek afektif (afektive domain) maupun aspek psikomotorik
(psychomotoric domain). Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan
oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi
dengan lingkungan.
C. Pemanfaatan Lingkungan Untuk Belajar
Pada dasarnya semua jenis lingkungan yang ada di sekitar anak
dapat dimanfaatkan untuk mengoptimalkan kegiatan pendidikan untuk anak usia dini
sepanjang relevan dengan kompetensi dasar dan hasil belajar yang bisa berupa
lingkungan alam atau lingkungan fisik, lingkungan sosial dan lingkungan budaya
atau buatan. Ada beberapa jenis lingkungan yang dapat penulis uraikan di bawah
ini, yaitu :
1.
Lingkungan alam
Lingkungan alam atau lingkungan fisik adalah segala sesuatu
yang sifatnya alamiah, seperti sumber daya alam (air, hutan, tanah,
batu-batuan), tumbuh-tumbuhan dan hewan (flora dan fauna), sungai, iklim, suhu,
dan sebagainya.
Lingkungan alam sifatnya relatif menetap, oleh karena itu
jenis lingkungan ini akan lebih mudah dikenal dan dipelajari oleh anak. Sesuai
dengan kemampuannya, anak dapat mengamati perubahan-perubahan yang terjadi dan
dialami dalam kehidupan sehari-hari, termasuk juga proses terjadinya.
Dengan mempelajari lingkungan alam ini diharapkan anak akan
lebih memahami gejala-gejala alam yang terjadi dalam kehidupannya sehari-hari,
lebih dari itu diharapkan juga dapat menumbuhkan kesadaran sejak awal untuk
mencintai alam, dan mungkin juga anak bisa turut berpartisipasi untuk menjaga
dan memelihara lingkungan alam.
2.
Lingkungan sosial
Selain lingkungan alam sebagaimana telah diuraikan di atas
jenis lingkungan lain yang kaya akan informasi bagi anak usia dini yaitu
lingkungan sosial.
Hal-hal
yang bisa dipelajari oleh anak dalam kaitannya dengan pemanfaatan lingkungan
sosial sebagai sumber belajar ini misalnya:
1. mengenal adat
istiadat dan kebiasaan penduduk setempat di mana anak tinggal.
2. mengenal
jenis-jenis mata pencaharian penduduk di sektiar tempat tinggal dan sekolah.
3. Mengenal
organisasi-organisasi sosial yang ada di masyarakat sekitar tempat tinggal dan
sekolah.
4. Mengenal
kehidupan beragama yang dianut oleh penduduk sekitar tempat tinggal dan
sekolah.
5. Mengenal
kebudayaan termasuk kesenian yang ada di sekitar tempat tinggal dan sekolah.
6. Mengenal
struktur pemerintahan setempat seperti RT, RW, desa atau kelurahan dan
kecamatan.
Pemanfaatan
lingkungan sosial sebagai sumber belajar dalam kegiatan pendidikan untuk anak,
sebaiknya dimulai dari lingkungan yang terkecil atau paling dekat dengan anak.
Seperti contohnya dalam lingkungan keluarga.
Lingkungan keluarga merupakan media pertama dan utama
yang berpengaruh terhadap perilaku dalam perkembangan anak. Tujuan pendidikan
secara universal adalah agar anak menjadi mandiri, bukan hanya dapat mencari
nafkahnya sendiri, tapi juga bisa mengarahkan dirinya pada keputusannya sendiri
untuk mengembangkan semua kemampuan fisik, mental, sosial dan emosional yang
dimilikinya, sehingga dapat mengembangkan suatu kehidupan yang sehat dan
produkif.
Motivasi belajar adalah sesuatu yang diperoleh dan dibentuk
oleh lingkungan, serta merupakan landasan esensial yang mendorong manusia untuk
tumbuh, berkembang, dan maju dalam mencapai sesuatu yang diinginkan. Fungsi – fungsi
dasar seperti kehidupan nalar (rasio), kehidupan perasaan, keterampilan
psikomotorik maupun intuisinya, yaitu suatu kondisi kesadaran yang dilandasi
ketidaksadarannya. Penyatuan fungsi- fungsi tersebut akan menumbuhkan kemampuan
kreatif anak untuk menempuh hidup dengan kemampuan motivasi yang terarah.
Untuk itu dalam lingkungan rumah harus diciptakan kondisi
yang kondusif bagi anak, yaitu suatu suasana demokratis yang terbuka, saling
menyayangi, dan saling memercayai serta tercipta suasana hidupnya agama islam.
Komunikasi dua arah antara orang tua dan anak sangat penting dibangun bagi
perkembangan anak. Dengan landasan inilah anak akan berkembang menjadi pribadi
yang harmonis, yaitu anak lebih peka terhadap kebutuhan dan tuntutan
lingkungan, dan lebih sadar akan tujuan hidupnya, sehingga menjadi lebih
termotivasi dan lebih yakin dalam mencapai tujuan yang diinginkan.
Sarana belajar juga dianggap sebagai salah satu prasyarat
motivasi belajar, meskipun bukan menjadi suatu ukuran mutlak untuk perwujudan peningkatan
motivasi belajar. Tentu saja, sarana fisik dapat berguna bagi peningkatan
motivasi belajar, apabila dimanfaatkan secara efektif.
Suatu lingkungan keluarga baru dapat dikatakan berusaha
memenuhi tuntutan motivasi belajar, apabila keluarga tersebut dapat mengadakan
lingkungan yang kaya stimulasi mental, spiritual dan intelektual, dengan
mengusahakan suatu suasana dan sarana belajar yang memberikan kesempatan kepada
anak secara spontan dapat menyatakan dan memerhatikan diri terhadap berbagai
kejadian di dalam lingkungannya.
Dalam mendidik anak, sekolah melanjutkan pendidikan anak-anak
yang telah dilakukan orang tua dirumah. Berhasil baik atau tidaknya pendidikan
di sekolah bergantung pada dan dipengaruhi oleh pendidikan di dalam keluarga.
Pendidikan keluarga adalah fundamen dari pendidikan anak selanjutnya.
Hasil-hasil pendidikan yang diperoleh anak dalam keluarga menentukan pendidikan
anak itu selanjutnya, baik di sekolah maupun dalam masyarakat.
3.
Lingkungan budaya
Di samping lingkungan sosial dan lingkungan alam yang
sifatnya alami, ada juga yang disebut lingkungan budaya atau buatan yakni
lingkungan yang sengaja diciptakan atau dibangun manusia untuk tujuan-tujuan
tertentu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Anak dapat mempelajari lingkungan
buatan dari berbagai aspek seperti prosesnya, pemanfaatannya, fungsinya,
pemeliharaannya, daya dukungnya, serta aspek lain yang berkenan dengan
pembangunan dan kepentingan manusia dan masyarakat pada umumnya.
Agar penggunaan lingkungan ini efektif perlu disesuaikan
dengan rencana kegiatan atau program yang ada. Dengan begitu, maka lingkungan
ini dapat memperkaya dan memperjelas bahan ajar yang dipelajari dan bisa
dijadikan sebagai laboratorium belajar anak.
Bab III
Penutup
A. Simpulan
Dari makalah yang telah kita bahas, ternyata lingkungan itu
peranannya begitu penting bagi dunia pendidikan. Lingkungan yang baik akan
menentukan karakter pendidikan yang baik pula. Proses pembelajaran akan terasa
nyaman dan menyenangkan bilamana lingkungan belajar benar-benar memiliki
karakteristik yang selalu mendorong terciptanya belajar yang nyaman.
Menurut kelompok kami, lingkungan sosial adalah lingkungan yang
amat penting dalam mempengaruhi jiwa seorang anak didik. Terutama lingkungan
sosial dalam keluarga yang selalu diwarnai dengan percikan motivasi dan
spiritual, akan membantu anak dalam mengembangkan dirinya sendiri.
B. Saran
Para pembaca yang dirahmati Allah, kami sadar betul bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, kami sarankan agar para
pembaca dalam mencari pengetahuan tentang “Jenis-Jenis Lingkungan Belajar”,
tidak hanya berhenti pada makalah ini saja, namun sebaiknya anda mencari tahu
lagi sebanyak-banyaknya dalam referensi lain agar terciptanya pemahaman yang
jauh lebih sempurna lagi.
Alangkah sempurnanya jika kita telah memahami materi ini,
kemudian kita aplikasikan dalam kehidupan kita. Terutama dalam menciptakan
lingkungan keluarga yang dapat mendukung proses belajar anak. Karena menurut
kami, ilmu tanpa amal bagaikan sarapan pagi dengan memakan bangkai yang busuk.
Na’udzubillahi min dzalik..
Daftar pustaka
Purwanto,
Ngalim. 1995. Ilmu Pendidikan Teoretis
Dan Praktis. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Jann
Hidayat&Donald Crestofel, Knowledge Mangement,SBM Bandung,2006.
Toto
Suharto, Filsafat Pendidikan Islam, AR-RUZZ MEDIA,Jogjakarta 2006.
Jamal
Abdul Hadi dkk, Menuntun Buah Hati Menuju Surga, Intermedia,Solo 2005.
Muhibbin
Syah, M.Ed., Psikologi Belajar,Raja Grafindo Persada,Jakarta,2003.
Dewi
Salma, Filosofi tehnologi pendidikan/intruksional, IKIP Jakarta,1999.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar